Meski baru berumur 17 tahun, Julie sudah punya rencana hidup yang tersusun rapi. Yang paling penting adalah pindah dan berkuliah di kota lain bersama pacarnya, Sam. Namun, Sam meninggal... dan segalanya berubah.
Julie hancur lebur. Dia berjuang melupakan Sam serta kejadian tragis yang menewaskan cowok itu. Dia ingin sekali merasakan lagi kehadiran Sam dan mendengar suara cowok itu. Sampai suatu ketika, di tengah keputusasaannya, dia menghubungi ponsel Sam.
Lalu, Sam menjawab telepon itu....
Julie tahu ini seharusnya mustahil, tapi suara yang didengarnya memang suara Sam. Tak ada yang bisa menjelaskan, Sam pun tidak. Keajaiban ini memberinya kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal.
Kuakui, awalnya aku agak sinis dengan YA ini. Dan aku tidak menyesal mencobanya karena ternyata cerita ini lebih baik dari yang kukira. Walau ada elemen surreal (biasanya aku tidak cocok dengan ini), dimana Julie bisa berkomunikasi dengan Sam walau Sam sudah tiada, menurutku Dustin menulisnya dengan baik.
Dari sana, cerita berkembang dengan bagaimana Julie berusaha menghadapi rasa kehilangan dan bergerak maju, sambil memanfaatkan kesempatan berharga untuk mengobrol dengan Sam. Novel ini menggambarkan proses berduka yang menyentuh dan penuh perasaan dengan cara yang unik.