

It has been almost two years since she defeated the vengeful spirit of her mother, but Vanja Ros - no longer Schmidt - has finally made a name for herself. She is a God Daughter, a (reformed) thief, a sister (surprisingly!), and now a folk hero. She stands up for those with nothing against the few who have everything, bringing justice and prosperity where she can.
But members of the seven royal families are turning up dead, all found with Vanja’s red penny calling card
on the bodies. And even a beloved woman of the people cannot keep her darkest shadows from the light forever. Deepseated hatred has spurred a forgotten foe into action. As old flames, adversaries, and allies resurface, Vanja must face what it took to become the Pfennigist once and for all.
It will take everything she is to save not only herself and the people she loves, but time as we know it.
It has been almost two years since she defeated the vengeful spirit of her mother, but Vanja Ros - no longer Schmidt - has finally made a name for herself. She is a God Daughter, a (reformed) thief, a sister (surprisingly!), and now a folk hero. She stands up for those with nothing against the few who have everything, bringing justice and prosperity where she can.
But members of the seven royal families are turning up dead, all found with Vanja’s red penny calling card
on the bodies. And even a beloved woman of the people cannot keep her darkest shadows from the light forever. Deepseated hatred has spurred a forgotten foe into action. As old flames, adversaries, and allies resurface, Vanja must face what it took to become the Pfennigist once and for all.
It will take everything she is to save not only herself and the people she loves, but time as we know it.
Updated a reading goal:
Read 40 books in 2025
Progress so far: 25 / 40 63%

"Hati pria sangat berbeda dengan rahim ibu, Mariam.
Rahim tak akan berdarah ataupun melar karena harus menampungmu.
Hanya akulah yang kau miliki di dunia ini,
dan kalau aku mati, kau tak akan punya siapa-siapa lagi.
Tak akan ada siapa pun yang peduli padamu. Karena kau tidak berarti!"
Kalimat itu sering kali diucapkan ibunya setiap kali Mariam bersikeras ingin berjumpa dengan Jalil, ayah yang tak pernah secara sah mengakuinya sebagai anak.
Dan kenekatan Mariam harus dibayarnya dengan sangat mahal. Sepulang menemui Jalil secara diam-diam, Mariam menemukan ibunya tewas gantung diri.
Sontak kehidupan Mariam pun berubah. Sendiri kini dia menapaki hidup. Mengais-ngais cinta di tengah kepahitan sebagai anak haram. Pasrah akan pernikahan yang dipaksakan, menanggung perihnya luka yang disayatkan sang suami. Namun, dalam kehampaan dan pudarnya asa, seribu mentari surga muncul di hadapannya.
Sama seperti The Kite Runner, A Thousand Splendid Suns adalah cerita yang sunggu menyesakkan hati.
"Hati pria sangat berbeda dengan rahim ibu, Mariam.
Rahim tak akan berdarah ataupun melar karena harus menampungmu.
Hanya akulah yang kau miliki di dunia ini,
dan kalau aku mati, kau tak akan punya siapa-siapa lagi.
Tak akan ada siapa pun yang peduli padamu. Karena kau tidak berarti!"
Kalimat itu sering kali diucapkan ibunya setiap kali Mariam bersikeras ingin berjumpa dengan Jalil, ayah yang tak pernah secara sah mengakuinya sebagai anak.
Dan kenekatan Mariam harus dibayarnya dengan sangat mahal. Sepulang menemui Jalil secara diam-diam, Mariam menemukan ibunya tewas gantung diri.
Sontak kehidupan Mariam pun berubah. Sendiri kini dia menapaki hidup. Mengais-ngais cinta di tengah kepahitan sebagai anak haram. Pasrah akan pernikahan yang dipaksakan, menanggung perihnya luka yang disayatkan sang suami. Namun, dalam kehampaan dan pudarnya asa, seribu mentari surga muncul di hadapannya.
Sama seperti The Kite Runner, A Thousand Splendid Suns adalah cerita yang sunggu menyesakkan hati.

The God of the Woods adalah novel kedua Liz Moore yang aku baca. Novel ini memenangkan Goodreads Choice Awards untuk Misteri & Thriller Favorit Pembaca 2024.
Setting-nya di pegunungan Adirondack pada tahun 1975, di mana seorang remaja bernama Barbara Van Laar hilang dari perkemahan musim panas keluarganya. Kehilangannya mengingatkan pada hilangnya saudara laki-lakinya, Bear Van Laar, empat belas tahun sebelumnya. Cerita ini mengungkap rahasia keluarga Van Laar dan komunitas kelas pekerja di sekitarnya.
Seperti novel Liz sebelumnya yang aku baca, Bright Long River, ada elemen drama keluarga di dalamnya. Bagiku, novel ini lebih seperti fiksi slice of life, dengan elemen drama keluarga dan sejarah di dalamnya. Aku merekomendasikan novel ini pada penggemar semua genre.
The God of the Woods adalah novel kedua Liz Moore yang aku baca. Novel ini memenangkan Goodreads Choice Awards untuk Misteri & Thriller Favorit Pembaca 2024.
Setting-nya di pegunungan Adirondack pada tahun 1975, di mana seorang remaja bernama Barbara Van Laar hilang dari perkemahan musim panas keluarganya. Kehilangannya mengingatkan pada hilangnya saudara laki-lakinya, Bear Van Laar, empat belas tahun sebelumnya. Cerita ini mengungkap rahasia keluarga Van Laar dan komunitas kelas pekerja di sekitarnya.
Seperti novel Liz sebelumnya yang aku baca, Bright Long River, ada elemen drama keluarga di dalamnya. Bagiku, novel ini lebih seperti fiksi slice of life, dengan elemen drama keluarga dan sejarah di dalamnya. Aku merekomendasikan novel ini pada penggemar semua genre.

When Rune makes Gideon an offer he can’t refuse, the two must pair up to accomplish dangerous goals. The more they’re forced into each other’s company, the more Gideon realizes the feelings he had for Rune aren’t as dead and buried as he thought. Now he’s faced with a terrible sacrifice the girl he loves to stop a monster taking back power, or let Rune live and watch the world he fought so hard for burn.
When Rune makes Gideon an offer he can’t refuse, the two must pair up to accomplish dangerous goals. The more they’re forced into each other’s company, the more Gideon realizes the feelings he had for Rune aren’t as dead and buried as he thought. Now he’s faced with a terrible sacrifice the girl he loves to stop a monster taking back power, or let Rune live and watch the world he fought so hard for burn.