Sepuluh tahun pernikahan yang terancam berakhir. Sepuluh tahun penuh rahasia yang terancam muncul ke permukaan.
Satu akhir pekan untuk memperbaiki. Kapel terpencil. Tak ada listrik. Tak ada sinyal. Badai salju membekukan. Dan, sepasang suami istri yang berharap mendapatkan kembali percik romansa yang telah mati.
Rock Paper Scissors dipromosikan sebagai novel thriller psikologis, namun buatku ini lebih seperti general fiction. Menceritakan pasangan suami istri, Adam dan Amelia Wright, yang menjalani pernikahan yang tampaknya berada di ambang kehancuran. Mereka memutuskan untuk pergi ke sebuah gereja terpencil yang diubah menjadi penginapan di dataran tinggi Skotlandia, dengan harapan memperbaiki hubungan mereka. Namun, perjalanan ini justru mengungkapkan rahasia-rahasia kelam yang selama ini tersembunyi.
Cerita ini disampaikan melalui sudut pandang bergantian antara Adam dan Amelia, serta melalui surat-surat yang ditulis oleh istri Adam setiap tahun pada ulang tahun pernikahan mereka. Surat-surat ini menjadi elemen penting dalam membangun misteri cerita. Plot twist di bagian akhir akan membuat pembaca mempertanyakan segalanya tentang karakter dan hubungan mereka.
Slow Dance menceritakan kisah dua sahabat masa kecil, Shiloh dan Cary, yang kembali bertemu setelah bertahun-tahun terpisah. Mereka adalah sahabat sewaktu SMA. Mereka berencana keluar dari Omaha, Shiloh akan kuliah dan menjadi aktris, sedang Cary akan masuk Akademi Angkatan Laut. Mereka berjanji akan bersahabat selamanya.
Kini Shiloh berusia 33 tahun, pernah menikah dan kini bercerai dengan 2 anak. Shiloh kembali tinggal di rumah masa kecilnya di Omaha.
Shiloh dan Cary adalah karakter-karakter yang relatable untukku. Kisah ini membawaku kembali ke masa muda dan mengenang kembali persahabatan yang pernah kumiliki.
Perpaduan trope friends-to-lovers dan kesempatan kedua yang berkembang perlahan-lahan ini sangat menyentuh hati.
Karakteristik Rainbow Rowell yaitu menciptakan dialog yang natural dan humor. Gaya penulisannya yang ringan membuat novel ini mudah dinikmati.
Belum 5 bintang karena di beberapa dialog Shiloh dan Cary lebih seperti remaja daripada orang dewasa yg bertemu kembali. Selain itu hampir 400 halaman agak terlalu panjang untuk romance menurutku. Aku tetap merekomendasikan novel ini untuk penyuka romance ringan.
Never Lie mengikuti pasangan pengantin baru, Tricia dan Ethan, yang terjebak dalam badai salju saat mengunjungi sebuah rumah terpencil yang pernah dimiliki oleh Dr. Adrienne Hale, seorang psikiater terkenal yang menghilang secara misterius beberapa tahun sebelumnya. Selama terjebak di rumah tersebut, Tricia menemukan rekaman sesi terapi Dr. Hale dengan pasien-pasiennya, yang mengungkap rahasia mengejutkan.
Buku kelima Freida yang kubaca dan sejauh ini, menurutku ini yang paling bagus. Masih dengan ciri khasnya, bab-bab pendek yang mudah diikuti, misdirection dari awal buku, dengan plot twist yang sangat tidak terduga. Penyelesaiannya menurutku agak kurang memuaskan, dengan pengungkapan yang tidak terduga tadi.
Aku merekomendasikan novel ini untuk penggemar thriller & misteri.
"The Housemaid Is Watching" adalah novel ketiga dalam seri "The Housemaid". Cerita ini berlangsung sekitar 13 tahun setelah peristiwa di "The Housemaid's Secret", dengan tokoh utama Millie yang kini bekerja sebagai pekerja sosial, menikah dengan Enzo, dan memiliki dua anak. Mereka baru saja pindah ke rumah baru di pinggiran kota, namun segera menyadari bahwa tetangga mereka memiliki perilaku yang aneh dan mencurigakan. Millie mulai merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres di lingkungan barunya.
Untuk aku, ada hal yang kurang masuk akal dalam penyelesaian kasusnya dan pengungkapan pelakunya. Namun aku cukup menikmati humor-humor sarkastik yang ditampilkan oleh Freida di buku ini.
The Inmate mengikuti Brooke Sullivan, seorang perawat praktik yang kembali ke kampung halamannya dan bekerja di penjara dengan keamanan maksimum. Di sana, dia bertemu kembali dengan mantan pacarnya, Shane Nelson, yang dipenjara seumur hidup atas serangkaian pembunuhan brutal—kejahatan yang kesaksiannya membantu menghukumnya.
Buku ini agak berbeda dengan buku2 Freida yang aku baca sebelumnya. Aku merasa Brooke ini terlalu naif dan mudah untuk dimanipulasi. Menuju ke tengah buku ada beberapa elemen plot kurang masuk akal. Pengungkapan di bab akhir pun rasanya semua kebetulan dan perencanaan yang eksekusinya terlalu mudah.
Namun jika kalian penggemar Freida, buku ini tetap layak untuk dibaca.
Tahun 1986. Eddie dan teman-temannya hanyalah sekumpulan remaja. Mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan bersepeda di seputaran desa Inggris yang sepi dan mencari sumber kegembiraan yang bisa mereka dapatkan. Orang-orangan kapur menjadi kode rahasia mereka: figur-figur kecil kapur tulis yang mereka tinggalkan satu sama lain sebagai pesan rahasia.
Namun, pada suatu hari ... sebuah gambar orang-orangan kapur misterius menuntun mereka kepada sesosok mayat yang termutilasi.
Sejak saat itulah segala sesuatunya tidak sama lagi.
Tahun 2016. Eddie sudah dewasa dan berpikir dirinya telah melupakan masa lalu.
Ketika sepucuk surat datang melalui pos berisi sosok orang-orangan kapur, dan teman-temannya pun mendapat pesan yang sama, mereka mengira itu hanyalah keisengan belaka.
Ekspektasinya tidak tinggi ketika memulai novel ini, karena review di Goodreads kurang meyakinkan. Bagian awalnya memang terasa lambat. Namun ternyata ketika misterinya terbongkar di bab-bab akhir, remah-remah fakta dan informasi yang disebar penulis di sepanjang buku, terjalin semua.
Aku merekomendasikan ini untuk para penggemar thriller & misteri.
Novel Love from Mecca to Medina karya S.K. Ali adalah sekuel dari Love from A to Z, mengisahkan Adam dan Zayneb, kini mereka telah menikah. Mereka menjalani perjalanan umrah ke Mekkah dan Madinah, tetapi perjalanan ini bukan hanya tentang ibadah; ini juga tentang menyelesaikan konflik pribadi, memperkuat hubungan, dan menghadapi tantangan hidup.
Dalam novel ini, S.K. Ali menghadirkan perjalanan spiritual yang mendalam dengan sentuhan romansa dan eksplorasi identitas Muslim modern. Selain perpaduan dari halal romance dan perwakilan muslim yang baik, pesan buku ini bagi pasangan adalah komunikasi yang baik. Mengingatkan juga bahwa pernikahan itu bukan sebuah tujuan, tapi sebuah perjalanan.
Untuk aku pribadi, buku pertamanya aku baca dalam bahasa Inggris, dan rasanya waktu itu agak kurang berkesan. Namun buku kedua yang kubaca dalam terjemahan bahasa Indonesia ini terasa meninggalkan kesan yg sangat dalam. Mungkin karena terjemahannya enak dinikmati dan mengalir saja.
Aku sangat merekomendasikan ini untuk siapa saja, bukan hanya untuk muslim, karena pesan-pesan dari buku ini cukup universal.
This Fatal Kiss terinspirasi dari cerita rakyat Slavia. Mengisahkan tentang Gisela, seorang nimfa air yang dikutuk menghantui sungai, yang mencari ciuman seorang manusia untuk mendapatkan kembali kemanusiaannya.
Dalam perjalanannya dia harus berurusan dengan Kazik, seorang pengusir setan. Kazik awalnya bertujuan untuk mengusirnya tetapi akhirnya tertarik ke dalam dunianya. Gisela dan Kazik membuat perjanjian, Gisela tidak akan membocorkan rahasia kalau Kazik kehilangan kekuatannya, jika Kazik berjanji membantunya menemukan orang yang dengan rela mencium Gisela.
Rencana mereka menjadi buyar ketika Kazik malah ikut jatuh cinta pada seorang pemuda yang ditargetkan oleh Gisela, Aleksey. Belakangan terungkap ternyata pemuda yang sama ada hubungannya dengan masa lalu Gisela.
Hal yang menarik disini adalah keusilan Gisela dan ekspresi kesal Kazik memberikan kontras yang menyenangkan. Romansa slow-burn mereka terasa alami dan tidak dipaksakan. Dan tentu saja dengan adanya Aleksey, ini adalah hubungan polyamory. Tidak umum, iya, tapi buat aku menyenangkan untuk dibaca, seperti Iron Widow karya Xiran Jay Zhao.
Bagi yang suka fantasi ringan dengan romansa polyamory, novel ini mungkin cocok untuk kalian.
Ceritanya berpusat pada Nora Davis, seorang dokter bedah sukses yang memiliki masa lalu kelam—ayahnya adalah seorang pembunuh berantai terkenal. Sejak kecil, Nora telah mencoba menjauhkan diri dari warisan gelap tersebut, bahkan mengganti identitasnya.
Namun, kehidupan normalnya mulai terguncang ketika serangkaian pembunuhan baru terjadi dengan modus yang mirip dengan cara ayahnya membunuh. Ketika salah satu korban terakhir adalah pasien Nora sendiri, semua kecurigaan mulai mengarah padanya. Dengan orang-orang di sekelilingnya yang mempertanyakan siapa dirinya sebenarnya, Nora harus menghadapi masa lalunya dan mencari tahu siapa yang mencoba menjebaknya.
Buku ketiga Freida yang kubaca dan ciri khasnya seperti biasa, misdirection. Pelaku peniru pembunuhan ayahnya 26 tahun silam baru terungkap di bab-bab akhir. Buat aku pelakunya tidak terduga. Aku merekomendasikan ini untuk penggemar thriller dan misteri.
Heir adalah spin off dari seri An Ember in the Ashes, berlatar dua puluh tahun setelah kejadian dalam buku sebelumnya. Novel ini kembali memperkenalkan karakter-karakter lama, seperti Quil, keponakan dari Permaisuri Helene, yang masih dibayangi oleh kekuasaan brutal ayahnya, Marcus Farrar saat ia bersiap mewarisi takhta. Tahir juga memperkenalkan karakter-karakter baru, termasuk Aiz, seorang yatim piatu dari Kegar yang berjuang demi bangsanya, serta Sirsha, seorang terbuang dari kaumnya, yang mengejar pembunuh anak-anak dengan sumpah magis.
Novel ini mengeksplorasi tema-tema kompleks tentang kesetiaan, perjuangan hidup, dan moralitas, terutama saat Aiz bertanya seberapa jauh ia dapat berkorban demi menyelamatkan rakyatnya dari kelaparan dan penindasan. Pengembangan karakter dalam cerita ini sangat terasa, dengan Sirsha yang bergulat dengan masa lalunya, dan Quil menghadapi tantangan kepemimpinan dengan rasa tanggung jawab yang membayang.
Bagi teman-teman yang belum membaca seri An Ember in The Ashes, aku menyarankan membaca serinya dulu yang terdiri atas 4 buku, karena Heir ini adalah kelanjutannya, yang garis waktunya mulai 20 tahun setelah A Sky Beyong The Storm. Sangat disayangkan apabila langsung membaca Heir karena banyak bocoran dari buku-buku sebelumnya. Walau begitu, bagi penggemar seri An Ember in the Ashes, Heir akan menjadi kelanjutan yang sangat memuaskan.
Novel ini mengisahkan tentang empat karakter utama, yaitu Alice, Felix, Eileen, dan Simon, yang berada dalam fase dewasa muda dengan berbagai persoalan eksistensial, cinta, dan persahabatan. Rooney menggunakan gaya narasi yang sama yang dipakainya di Conversation With Friends, tanpa tanda baca.
Dalam novel ini ada tambahan narasi melalaui surat elektronik antara karakter Alice dan Eileen. Alice dan Eileen, dua sahabat dekat, sering membahas ketidakpuasan mereka terhadap dunia dan impian tentang kehidupan yang lebih baik. Tokoh-tokoh ini digambarkan secara realistis, terkadang terkesan ironis, namun tetap menyentuh dengan pergulatan mereka terhadap arti kebahagiaan dan tujuan hidup.
Kuakui awalnya aku skeptis, setelah kecewa dengan Conversation With Friends. Namun ternyata persahabatan antara empat karakter utama disini terasa dalam dan menyentuh, terlebih di klimaksnya. Untuk penggemar literary fiction, aku merekomendasikan novel ini untuk kalian.
The Fury of the Gods karya John Gwynne adalah novel penutup dari Bloodsworn Saga, sebuah seri fantasi epik yang terinspirasi oleh mitologi Nordik. Ceritanya mengikuti kelompok pejuang Bloodsworn yang menghadapi pertempuran klimaks melawan kekuatan dewa.
Di buku sebelumnya, sudah disebutkan para dewa yang dibangkitkan kembali yaitu sang dewa naga Lik-Rifa, dewa tikus Rotta dan dewa serigala Ulfrir yang dipegang kendalinya oleh Elvar, kini menjadi chief Battle Grim. Buku ketiga dan penutup yang penuh aksi dan petualangan, walau penuh dengan pertempuran dan kematian, namun ada pula momen “change of heart” para karakternya yang menyentuh hati.
Yang mengikuti seri Bloodsworn Saga wajib membaca The Fury of The Gods.
Berlatar di Dublin, novel ini menyelami kehidupan Frances, seorang mahasiswa cerdas dan introspektif, dan Bobbi, mantan kekasihnya yang kini menjadi sahabat terbaik. Dunia mereka terbalik ketika mereka bertemu Melissa, seorang fotografer karismatik, dan suaminya yang misterius, Nick.Melissa adalah seorang fotografer dan penulis, sedangkan Nick adalah seorang aktor.
Ketika hubungan mereka berkembang, Frances mulai menjalin hubungan rahasia dengan Nick. Hubungan ini mempengaruhi persahabatannya dengan Bobbi, terutama karena mereka sering mengandalkan satu sama lain secara emosional. Sepanjang cerita, Frances bergulat dengan perasaan cemburu, ketidakpastian tentang identitas dirinya, dan dinamika kekuasaan dalam hubungan mereka berempat.
Jujur, aku kurang memahami apa yang ingin disampaikan oleh Sally Rooney disini. Aku pernah membaca literary fiction sebelumnya, dan tidak kesulitan mengikuti. Jadi mungkin memang buku ini bukan untukku.
The London Eye Mystery adalah novel misteri remaja yang mengikuti kisah Ted dan kakaknya, Kat, dalam pencarian untuk menemukan sepupu mereka, Salim, yang hilang secara misterius. Ceritanya dimulai ketika mereka menaiki London Eye, sebuah kincir besar di kota London, dan Salim masuk ke dalam kapsul tetapi tidak pernah keluar.
Ted, yang digambarkan memiliki sindrom Asperger, menggunakan cara berpikirnya yang unik untuk membantu menyelesaikan teka-teki yang rumit ini. Melalui perspektif Ted yang jernih namun berbeda, pembaca diajak menyelami pola berpikir logis dan cermat yang membuatnya menjadi karakter istimewa. Bersama Kat, dia menelusuri petunjuk-petunjuk dan mencoba menyusun potongan-potongan puzzle untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi pada Salim.
Karena ini misteri remaja, narasinya cukup mudah diikuti. Penyelesaiannya buatku tidak terduga. Aku merekomendasikan buku ini untuk penggemar YA.
Ini adalah buku pertama dari trilogi Iskari dan berkisah tentang seorang pembunuh naga bernama Asha, yang juga dikenal sebagai Iskari—pembawa kehancuran.
Asha, sang tokoh utama, adalah putri raja yang tumbuh dalam kebencian terhadap naga karena percaya bahwa mereka telah menghancurkan kehidupannya dan keluarganya. Tugasnya adalah memburu dan membunuh para naga untuk menebus dosa-dosanya. Namun, semakin dalam Asha terlibat dalam perburuan, semakin dia menyadari bahwa tidak semua yang ia ketahui tentang masa lalu dan tentang naga adalah kebenaran.
Tema utama dari novel ini mencakup pemberontakan terhadap takdir, perlawanan terhadap kekuasaan yang tiranik, dan bagaimana cerita atau mitos dapat membentuk serta mengubah dunia nyata. Hubungan antara manusia dan naga di novel ini tidak hanya didasarkan pada pertempuran, tetapi juga pada narasi tentang kisah-kisah kuno yang dapat mengikat atau melepaskan makhluk-makhluk ini.
Novel ini mengeksplorasi konsep dualitas antara terang (Namsara) dan gelap (Iskari), kehidupan dan kematian, serta kebaikan dan kejahatan. Asha, sebagai seorang Iskari, harus bergulat dengan sisi gelapnya dan menemukan kekuatan untuk menjadi lebih baik.
Trope untuk romance-nya adalah forbidden love, favoritku. Kisah cintanya, walau hanya sedikit, terasa natural dan tidak dipaksakan, bukan pula insta-love. Aku merekomendasikan novel ini untu para penggemar fantasi.
The Housemaid's Secret karya Freida McFadden adalah sekuel dari novel thriller psikologis The Housemaid. Novel ini mengisahkan Millie, seorang wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Setelah melalui serangkaian kejadian yang mencekam di buku pertama, Millie menerima tawaran untuk bekerja di rumah seorang pasangan kaya yang tampaknya memiliki rahasia gelap.
Millie kini bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk seorang ahli teknologi kaya dan istrinya yang tertutup. Namun, saat dia semakin dalam menggali peran barunya, Millie menemukan jaringan rahasia dan kebohongan yang mengancam untuk mengungkap fasad keluarga yang dibangun dengan hati-hati.
Karakter Millie yang cerdas dan pemberani membawa pembaca terlibat dalam konflik psikologis serta ketegangan. McFadden juga menyoroti tema kekerasan dalam rumah tangga dan bagaimana seseorang mencoba mencari kebebasan dari situasi berbahaya.
Meskipun beberapa pembaca mungkin menganggap plotnya agak mudah ditebak, narasi yang cepat dan karakter yang menarik membuat The Housemaid's Secret menjadi bacaan yang berharga bagi penggemar thriller psikologis.
The Housemaid mengisahkan tentang Millie, seorang wanita muda yang baru saja keluar dari penjara dan mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Dia diterima bekerja di rumah pasangan kaya, Nina dan Andrew Winchester.
Seiring berjalannya waktu, Millie mulai merasa tidak nyaman dengan suasana di rumah Winchester. Nina, sang istri, adalah seorang wanita yang dingin dan kejam, sementara Andrew, sang suami, tampak semakin tertarik pada Millie.
Millie mulai curiga bahwa ada sesuatu yang tidak beres di rumah Winchester. Dia menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Nina mungkin terlibat dalam suatu kejahatan. Millie pun berusaha untuk mengungkap kebenaran dan menyelamatkan dirinya sendiri.
Gaya penulisan McFadden sangat cepat dan mudah diikuti, dengan plot twists yang tak terduga. Karakter-karakter, terutama Millie dan Nina Winchester, dibangun dengan kompleksitas yang menarik. Nina tampak tidak stabil dan manipulatif, sementara Millie harus menghadapi tantangan psikologis yang mempengaruhi cara dia memandang pekerjaannya dan keluarga itu.
Tema utamanya adalah bagaimana penampilan bisa menipu, terutama dalam konteks hubungan keluarga yang tampak sempurna dari luar tetapi menyimpan rahasia kelam di dalamnya. Sebagai thriller, buku ini berhasil menciptakan suasana tegang, dengan setiap bab meninggalkan pembaca ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Novel ini menyajikan kisah tentang dua dunia yang berbeda, Upper Earth dan Lower Earth, yang terpecah oleh sejarah dan konflik. Kisah dimulai dengan rencana pernikahan antara Raisa, seorang putri dari Upper Earth, dan Lein, seorang pangeran dari Lower Earth. Pernikahan ini diharapkan dapat menyatukan kedua dunia yang bertikai. Namun, kehadiran Nada, seorang pemberontak dari Lower Earth, mengacaukan rencana tersebut. Nada yakin bahwa pernikahan ini akan membawa bencana bagi Lower Earth.
Konflik semakin rumit ketika Raisa diculik dan Nayf, saudara kembar Nada, terlibat dalam pencarian. Pertemuan antara Raisa dan Nayf memicu perasaan yang tidak terduga, di tengah-tengah pergolakan politik dan ancaman perang.
Putra Mahkota ingin pengantinnya ditemukan, dan dia akan pergi ke ujung dunia untuk mencarinya.
Novel fantasi - fiksi ilmiah pertama dari S. K. Ali ini tidak mengecewakan. Kuakui aku bias. Fledgling adalah novel yang sangat aku rekomendasikan bagi penggemar fiksi ilmiah, terutama yang menyukai cerita dengan nuansa politik dan romansa halal.
Rumah di Mango Street berkisah tentang Esperanza Cordero, gadis Latina muda yang dibesarkan di Chicago, tentang kehidupan sehari-hari para penghuni Mango Street yang beraneka ragam, dan bagaimana Esperanza menemukan dirinya. Diceritakan dalam kisah pendek-pendek (vinyet), buku ini memberikan gambaran tentang masa kanak-kanak yang sering kali polos dan menggembirakan, tapi bisa juga sedih dan bahkan menyakitkan.
Membaca buku ini karena cukup hype. Gaya menulis miss Cineros agak berbeda, namun aku lumayan suka dengan hasil terjemahanannya dipadu dengan bab-bab pendek yang mudah dibaca cepat, cukup layak untuk 3 bintang.
Sydney Shaw tidak beruntung dalam berkencan di masa lalu. Dari aplikasi kencan, dia bertemu dengan pacar sempurna, akhirnya dia mendapat jackpot, pikirnya. Pacar barunya terlihat sempurna, memikat, tampan dan seorang dokter di rumah sakit lokal.
Sampai terjadi pembunuhan brutal seorang gadis muda. Tersangka utamanya adalah pria misterius yang berkencan dengan korbannya sebelum menghabisinya.
Sydney seharusnya merasa aman, dia berkencan dengan pria impiannya. Namun entah kenapa dia tidak bisa menyingkirkan kecurigaannya, pria sempurna kemungkinan tidak bisa sesempurna kelihatannya.
Misteri utama berpusat pada Tom, yang identitas dan masa lalunya terungkap secara bertahap, menunjukkan keterkaitannya dengan pembunuhan tersebut. Buatku Ini novel pertama McFadden yang kubaca dan menurutku penulis berhasil membangun ketegangan sepanjang novel, dengan berbagai kejutan. Dengan bab pendek-pendek dan gaya menulis yang mudah diikuti, aku cukup menikmati novel ini.
Aku merekomendasikan novel ini bagi penggemar thriller dan misteri.
Novel ini melanjutkan kisah dunia yang terguncang oleh peristiwa apokaliptik dan berfokus pada perjuangan dua karakter utama, Essun dan putrinya Nassun, yang masing-masing memiliki kekuatan luar biasa untuk mengendalikan energi bumi.
The Stone Sky menekankan pada hubungan ibu-anak yang kompleks antara Essun dan Nassun. Kedua karakter memiliki tujuan yang sangat berbeda: Essun berusaha menyelamatkan dunia, sementara Nassun, yang trauma dengan segala penderitaan yang dialaminya, mempertimbangkan untuk menghancurkannya.
Di penutup seri ini terungkap bagaimana bulan menghilang dan bagaimana asal mula sebuah kota spektakular di masa lalu runtuh karena ambisi manusia untuk menguasai dunia. Juga bagaimana hubungannya dengan Hoa dan Antimony.
Salah satu aspek paling menarik dari The Stone Sky adalah cara Jemisin menggambarkan sejarah dan sains fiksi spekulatif, menggabungkan unsur magis dengan konsep ilmiah tentang energi dan geologi. Ini menciptakan dunia yang terasa nyata meskipun fiksi, dengan lapisan makna yang mendalam. Secara keseluruhan, The Stone Sky adalah akhir yang memuaskan untuk trilogi The Broken Earth.
Di planet Arrakis, kisah seorang pemuda bernama Paul Atreides bermula. Ayah Paul ditunjuk oleh Imperium sebagai penguasa di planet gurun tersebut yang juga dikenal dengan nama Dune itu. Meski bukan merupakan tempat yang nyaman untuk tinggal, Arrakis punya rempah berharga yang diperebutkan di seluruh jagat raya.
Namun, ini adalah perangkap politik, karena Klan Harkonnen berencana merebut kembali kekuasaan mereka dengan cara licik. Maka ketika Klan Atreides dikhianati, kehancuran keluarganya membuat Paul harus menempuh perjalanan menjemput takdir menuju padang pasir.
Cerita ini berlangsung di masa depan yang jauh di planet padang pasir bernama Arrakis, yang juga dikenal sebagai Dune. Planet ini menjadi pusat dari politik dan perebutan kekuasaan karena menjadi sumber utama melange atau rempah, zat yang sangat berharga dan memungkinkan perjalanan antar bintang serta memperpanjang umur manusia.
Paul Atreides, yang telah dilatih dalam berbagai ilmu bela diri, strategi politik, dan kemampuan mistis Bene Gesserit dari ibunya, Lady Jessica, menghadapi takdirnya sebagai “Kwisatz Haderach” yang diramalkan, seorang mesias yang akan membawa perubahan besar.
Untuk sebuah karya klasik versi terjemahan Indonesia sangat mudah diikuti. Untuk seleraku perpindahan POV antarkarakter agak membingungkan, itulah kenapa aku memberi 4 bintang. Ini bukan hanya sebuah karya fantasi atau fiksi ilmiah saja namun juga kental dengan intrik politik dan strategi.
The Obelisk Gate adalah novel kedua dalam trilogi The Broken Earth. Novel ini melanjutkan akhir dari The Fifth Season, berfokus pada Essun, seorang orogene yang berusaha bertahan hidup di dunia yang dilanda kehancuran alam dan kekacauan politik. Di buku ini, konflik antara orogene, orang-orang dengan kekuatan mengendalikan energi bumi, dan mereka yang takut dan menindas mereka semakin intens. Essun juga harus berhadapan dengan ancaman dari berbagai sisi, termasuk perjuangannya mencari Nassun, putrinya, yang terpisah darinya sejak gempa besar yang melanda Tirimo. Nassun sendiri diceritakan mulai mengembangkan kekuatan besar dan memiliki jalannya sendiri dalam dunia yang kejam.
Di buku kedua ini masih tetap mengandalkan narasi dengan pengungkapan lambat dan menggali lebih dalam pada misteri obelisk dan bagaimana mereka terkait dengan kehancuran dunia, serta memperkenalkan dinamika antara kekuatan alam, teknologi kuno, dan karakter manusia. Selain itu, novel ini membahas isu-isu yang relevan seperti identitas, kekuasaan, pengkhianatan, dan trauma antar generasi, yang menambah dimensi emosional yang kaya pada kisahnya.
Keuntungan seri yang sudah selesai adalah aku bisa segera binge-read seluruh serinya. Langsung lanjut ke buku ketiga, The Stone Sky.
“The Fifth Season” adalah novel pertama dalam trilogi “The Broken Earth”. Novel ini memadukan elemen fantasi, dunia pasca-apokaliptik, dan masalah sosial dan lingkungan hidup.
Cerita berpusat pada sebuah dunia bernama “The Stillness,” yang sering mengalami bencana alam. Benua ini rentan terhadap aktivitas seismik, mengalami peristiwa-peristiwa dahsyat secara berkala yang disebut “musim-musim”, yang membawa kehancuran bagi penduduknya.
Cerita ini mengikuti tiga alur kisah yang berbeda dari tiga karakter utama: Essun, seorang wanita yang mencari anaknya; Syenite, seorang orogen muda yang menjalani misi bersama seorang master orogen bernama Alabaster; dan Damaya, seorang anak perempuan yang baru mulai menyadari kemampuannya dan dibawa ke sebuah sekolah khusus untuk orogen. Ketiganya memiliki kemampuan untuk mengendalikan energi bumi, yang dikenal sebagai orogeny.
Jemisin dikenal dengan kemampuan narasinya yang kuat dan penceritaan yang unik, menggunakan perspektif orang kedua untuk beberapa bagian novel. Tema novel ini termasuk tentang penindasan, diskriminasi, dan kehancuran lingkungan.
Jemisin dengan jenius menghubungkan kekuatan alam ke dalam ceritanya. Peristiwa-peristiwa dahsyat dalam buku ini mencerminkan kekuatan destruktif dari bencana alam dunia nyata, berfungsi sebagai metafora untuk kerapuhan planet kita. Jemisin mendorong pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam.
Novel ini juga menyoroti penindasan yang dihadapi oleh individu-individu yang terpinggirkan di dalam Stillness. Bagaimana struktur kekuasaan justru memperkuat diskriminasi dan sejauh mana orang akan berjuang untuk melawannya. Melalui perjuangan para karakter, Jemisin menyoroti kekuatan semangat manusia dan ketangguhan yang diperlukan untuk menantang ketidakadilan sistemik.
Menjelang akhir, Jemisin menjatuhkan plot twist yang sangat tidak terduga. Dengan mengikuti perjalanan cerita ketiga tokoh utama, pada akhirnya cerita terhubung. Aku sangat merekomendasikan buku ini untuk para penggemar fantasi dan fiksi ilmiah.