Apa yang bakal terjadi bila manusia tahu Bumi akan diinvasi alien empat abad lagi?
Di buku kedua ini plot berpusat pada persiapan bumi untuk menghadapi invasi peradaban Trisurya. Sesudah mengetahui keberadaan Bumi, peradaban Trisurya mengirimkan armada penyerbu, dan pengintai berupa proton cerdas bernama sofon.
Sofon bisa memahami bahasa manusia, dan bisa membaca teks dan informasi di dalam setiap media penyimpanan komputer dengan kecepatan luar biasa, tapi mereka tidak bisa membaca pikiran manusia. Itulah dasar Proyek Penghadap Tembok, di mana sejumlah ahli siasat ditugasi untuk membuat strategi dalam kepala mereka sendiri tanpa bisa diketahui Trisurya. Terpilihlah empat orang untuk menjadi Penghadap Tembok.
Peradaban trisurya merespon keberadaan proyek ini dengan menandinginya, yaitu memilih individu sebagai pendobrak tembok. Disinilah yang menurutku membuat pembaca sepertiku tercengang, ide para ahli siasat yang terpilih, awalnya terlihat random dan tidak masuk akal, saat terungkap, sungguh luar biasa cerdik. Semua direncanakan secara detil dan menyeluruh.
Namun, aku tetaplah diantara minoritas, yang masih merasa dialog dan gaya penceritaan Mr Liu “kaku” dan “kurang mengalir”, menurut seleraku. Mungkin memang aku yang kurang cocok dengan gaya penulisan untuk asian literature. Pada akhirnya kita semua memang punya selera sendiri.
Terlepas dari beberapa hal tersebut, aku tetap harus mengakui, plot twist dan keseruan menjelang akhir buku, idenya sungguh brilian dan tidak terduga. Imaginasi penulis sungguh tidak terduga. Walau sudah disebutkan beberapa kali betapa superiornya peradaban Trisurya, namun tetap saja,