Ratings2
Average rating3.5
"Tara Johandi, gadis berusia delapan belas tahun, menjadi satu-satunya saksi dalam perampokan tragis di rumah pamannya di Bandung. Ketika ditemukan dia disekap di dalam kotak perkakas kayu dalam kondisi syok berat. Polisi menduga pelakunya sepasang perampok yang sudah lama menjadi buronan. Tapi selama penyelidikan, satu demi satu petunjuk mulai menunjukkan keganjilan. Sebagai psikiater, Alfons berusaha membantu Tara lepas dari traumanya. Meski dia tahu itu tidak mudah. Ada sesuatu dalam masa lalu Tara yang disembunyikan gadis itu dengan sangat rapat. Namun, sebelum hal itu terpecahkan, muncul Ello, pria teman masa kecil Tara yang mengusik usaha Alfons. Dan bersamaan dengan kemunculan Ello, polisi dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan kotak perkakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara. Apakah Tara sesungguhnya hanya korban atau dia menyembunyikan jejak masa lalu yang kelam?"
Reviews with the most likes.
jarang sekali membaca novel lokal bergenre mystery/thriller, aku harus bilang katarsis masuk ke dalam salah satu favorit novel saya sepanjang masa. novel ini berhasil memberikan dampak kepada saya, bukan dari segi pembunuhannya (jangan sampai hehe), namun dari segi mimpi buruk yang saya alami ketika membaca novel ini. aku sadar kalau membaca novel pembunuhan lebih seram dibanding menonton film/series tentang pembunuhan.
penulisan kak anastasia aemilia cukup singkat, jelas, dan padat. hal tersebut dibuktikan dengan jumlah halaman yang relatif sedikit pada tiap babnya. pemilihan katanya sangat efektif sehingga aku bisa membayangkan kejadian, memantau pemikiran tokoh, dan merasakan perasaan yang tokoh alami dengan cepat.
penokohan untuk tiap tokoh juga tersampaikan dengan baik, meskipun aku masih ingin mengetahui latar belakang dari beberapa tokoh yang ada dalam novel ini.
untuk alur cerita, menurut saya alurnya sama seperti film-film pembunuhan yang pernah saya tonton, jadinya terlihat biasa. alur cerita di novel ini maju-mundur, dan memiliki sudut pandang dari karakter yang ada. sudut pandang ini hampir membuat saya agak bingung menentukan siapa karakter yang sedang bercerita, tapi setelah beberapa kalimat, untungnya saya bisa langsung mengenalinya.
overall, meskipun alurnya terlihat biasa, hal tersebut ditutupi dengan penulisan kak aemilia yang membuatku fokus 100% terhadap pemikiran atau gerak-gerik yang tokoh lakukan.
kudos to kak aemilia for writing this masterpiece!