Pintu Tertutup
Pintu Tertutup
Ratings1
Average rating3
Reviews with the most likes.
Neraka adalah orang lain.
Kalimat di atas lebih-kurang adalah rangkuman dari naskah drama ini. Sayangnya, mungkin banyak yang menyalahartikan pernyataan tersebut sebagai penolakan akan keberadaan orang lain. Alasannya jelas: mereka yang menyalahartikan kutipan itu tidak pernah membaca naskah dramanya!
Di bagian awal drama satu babak ini, kita melihat seorang bernama Garcin diantarkan oleh seorang pelayan ke sebuah ruangan. Garcin, yang mati sebagai pengkhianat dan peselingkuh, yakin bahwa tempat yang didatanginya adalah neraka. Tapi alih-alih menemukan ruangan yang penuh dengan alat penyiksaan, ia hanya melihat ruangan sederhana dengan tiga kursi. Untuk siapa dua kursi yang lain? Tak lama kemudian masuklah Inez dan Estelle yang juga mati sebagai pendosa.
Karena tidak diperkenankan keluar dari ruangan itu, ketiga karakter utama ini menghabiskan waktu dengan bercakap-cakap. Lama kelamaan, sadarlah mereka tentang tujuan dikumpulkannya mereka dalam ruangan itu.
Dalam Pintu Tertutup, Jean-Paul Sartre bercerita tentang siksa neraka. Tetapi, siksa neraka yang diyakini Sartre bukanlah batu pijar dan bara api seperti yang diyakini umat beragama. Bagi Sartre, yang akan menyiksa manusia-manusia jahat bukanlah neraka yang bisa dilihat saat hari pembalasan. Keberadaan orang-orang di sekitar para pendosa sudah cukup sebagai neraka.
Versi aslinya yang berjudul Huis clos atau terjemahan Inggrisnya yang berjudul No Exit (kadang ada yang menerjemahkan sebagai In Camera) telah banyak dipentaskan. Cari-cari saja videonya di Youtube. :D