Ratings206
Average rating4.1
Sebuah fantasi epik dari John Gwynne, yang terinspirasi dari negeri Norwegia dan mitologi Viking.
Setelah dewa-dewa lama berperang dan berujung pada kepunahan mereka, menimpakan bencana pada negeri Vigrio. Vigrio adalah negeri tempat kejatuhan para dewa, dimana tulang belulang mereka masih membentang di seluruh negeri.
“Yang tercemar” adalah sebutan untuk keturunan dari anak-anak dewa, dijadikan budak dengan memakai kalung khusus, dijual kepada penawar tertinggi. Pasukan bayaran yang biasanya mencari & memburu mereka untuk kemudian dijual kepada Jarl (semacam Lord/Lady).
The Shadow of The Gods menceritakan mengenai tiga tokoh utama dengan perjalanan mereka masing-masing.
1. Orka, seorang wanita yang mencari anak laki-lakinya,
2. Elvar, yang tergabung di pasukan bayaran bernama Battle-Grim, ingin mendapatkan reputasinya sendiri tanpa dikaitkan dengan latar belakang keluarganya,
3. Varg, yang ingin mencari tahu siapa yang membunuh adiknya dan bergabung dengan pasukan bayaran bernama Bloodsworn.
Karena aku tidak familiar dengan mitologi Viking, awalnya aku agak kesulitan mencerna penggambaran world-building negeri Vigrio, begitu juga dengan diksi dan kosakatanya. Walau ada glosarium tersedia, namun tetap saja butuh waktu untuk terbiasa. Setelah aku paham, ternyata world building yg diciptakan penulis sungguh menakjubkan, bikin ternganga dengan imajinasinya.
Dibalik perjalanan yang penuh kebrutalan dan berdarah-darah, aku menyukai trope “found family” dalam perjalanan yang dilalui oleh ketiga tokoh utama. Ini karya Gwynne pertama yang aku baca, dan yang paling diluar dugaan dan berkesan buatku, untuk seorang penulis pria, Gwynne mampu menggambarkan tokoh-tokoh wanita (yang juga seorang ibu) dengan perasaan & insting yang sangat akurat.
Aku merekomendasikan buku ini untuk penggemar fantasi, khususnya fantasi epik yg bertema mitologi.